UI Anugerahi Gelar Adjunct Professor kepada Prof. William Huxley Morgan, Pakar Glaukoma

Jakarta, 07 Oktober 2024 – Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Kedokteran (FK) menganugerahkan gelar Adjunct Professor kepada Prof. William Huxley Morgan, M.D., Ph.D., seorang pakar glaukoma dari University of Western Australia. Penyerahan gelar tersebut dilakukan oleh Wakil Dekan FKUI Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH, pada Senin, 5 Agustus 2024, di Aula IMERI FKUI, Kampus UI Salemba, Jakarta.

Prof. Dwiana Ocviyanti menyampaikan bahwa Prof. Morgan telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pemahaman dan pengobatan glaukoma melalui penelitian inovatif dan wawasan klinisnya. Dengan penganugerahan gelar Adjunct Professor ini, pihak UI menghargai pencapaian Prof. Morgan di bidang oftalmologi serta pertukaran pengetahuan dan keahlian yang beliau berikan kepada FKUI, khususnya Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM. UI berharap keterlibatan Prof. Morgan dapat memperkaya lingkungan akademis FKUI dan menginspirasi generasi ahli oftalmologi masa depan.

Prof. Morgan telah menjalin kerja sama erat dengan Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM sejak tahun 2014. Beliau datang ke Indonesia setiap tahun untuk mengajar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Mata. Sejak tahun 2020, Prof. Morgan juga rutin memberikan kuliah daring bersama Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI. Dedikasi Prof. Morgan terhadap pengembangan Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM terlihat dalam berbagai kontribusi, termasuk membimbing dokter-dokter muda dalam program fellowship di Royal Perth Hospital, Australia, serta terlibat aktif dalam beberapa kolaborasi penelitian dan publikasi ilmiah terkait glaukoma, serta menjadi narasumber dalam berbagai pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Morgan menyampaikan pidato inaugurasi berjudul “Taking the Present into the Future with Glaucoma Care”. Dalam paparannya, Prof. Morgan menjelaskan bahwa glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang signifikan di Indonesia, dengan dampak yang besar terhadap kualitas hidup ribuan orang. Tekanan intraokular yang tinggi dapat merusak saraf optik dan menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap yang sering kali tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat medis untuk berinovasi dalam metode deteksi dan pengobatan guna menghadapi tantangan ini.

Lebih lanjut, Prof. Morgan menambahkan bahwa salah satu inovasi penting dalam perawatan glaukoma adalah lahirnya Virna Glaucoma Implant, sebuah Glaucoma Drainage Device (GDD). Alat ini dikembangkan sejak 2011 dan disetujui pada 2019. Produk ini menawarkan solusi yang lebih terjangkau dan efektif bagi pasien glaukoma di Indonesia. Dengan alat ini, keterampilan dokter mata dapat meningkat, dan akses pasien terhadap pengobatan yang lebih baik juga diperluas. Prof. Morgan menekankan bahwa masa depan perawatan glaukoma di Indonesia sangat bergantung pada pemanfaatan inovasi seperti Virna GDD dan teknologi modern seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam proyek skrining dan pengembangan peralatan diagnostik yang mudah diakses.

Virna Glaucoma Implant adalah inovasi alat kesehatan yang dirancang untuk pengobatan lanjutan pada pasien glaukoma. Alat ini dikembangkan oleh Dr. dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M(K), staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM, yang bekerja sama dengan Prof. William Morgan dalam penelitiannya. Virna Glaucoma Implant menjadi salah satu bentuk keberhasilan hilirisasi hasil penelitian yang diproduksi secara massal dan dipasarkan ke masyarakat. Produksi alat ini dilakukan bekerja sama dengan PT Rohto Laboratories Indonesia.

Prof. Morgan memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas. Beliau meraih gelar MBBS dari University of Western Australia pada tahun 1983 dan menjadi Fellow di Royal Australian College of Ophthalmologists serta Royal Australian College of Surgeons pada tahun 1994. Prof. Morgan kemudian menyelesaikan program Ph.D di University of Western Australia pada tahun 2001. Saat ini, beliau menjabat sebagai Managing Director di Lions Eye Institute dan menjadi anggota dewan di lembaga tersebut.

Gelar Adjunct Professor merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada individu dari institusi luar negeri yang unggul dalam bidang tertentu dan berbagi pengetahuannya dengan FKUI, terutama di departemen terkait dalam bidang pendidikan dan penelitian. Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi kedua institusi untuk menjalin kerja sama dalam penelitian dan pendidikan.

Sumber: fkui.ac.id