Akademisi Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesadaran Terhadap Penggunaan Air Bersih
Jakarta, 27 Juni 2024 – Air merupakan kebutuhan primer bagi setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Air digunakan untuk berbagai keperluan seperti minum, memasak, mencuci, mandi, peturasan, dan ibadah. Namun, pentingnya penggunaan air bersih seringkali terabaikan oleh masyarakat.
Menurut staf pengajar dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Dra. Conny Riana Tjampakasari, MS, DMM, air yang digunakan sehari-hari harus dalam keadaan bersih agar terhindar dari penyakit.
“Ciri-ciri air bersih yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Jika air tercemar atau terkontaminasi, maka akan mengganggu kehidupan. Sumber kontaminan pada air bisa berupa faktor fisika, kimia, radiologi, dan mikrobiologi. Kita harus menggunakan air bersih, baik untuk konsumsi maupun kebutuhan lain, agar terhindar dari penyakit seperti diare, disentri, tipes, cacingan, dan penyakit kulit,” ujar Dr. Dra. Conny dalam paparan materinya pada kegiatan Edukasi dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat yang berlangsung pada Sabtu, 22 Juni 2024, di Kampus Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Pusat.
Pentingnya Peraturan Pemerintah
Dr. Dra. Conny menyampaikan bahwa sudah ada beberapa peraturan pemerintah yang mendefinisikan kriteria air bersih dan standar baku air minum, salah satunya adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
“Dalam Permenkes tersebut dijelaskan bahwa air minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Ada parameter wajib untuk air minum, salah satunya adalah tidak boleh ditemukan bakteri Total Coliform dan bakteri Escherichia coli pada 100 mililiter sampel air yang diperiksa,” ucapnya.
Air yang memiliki kualitas dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bisa langsung diminum serta tidak memunculkan dampak samping yang bisa membahayakan kesehatan manusia. Seluruh anggota masyarakat wajib menggunakan air bersih setiap hari dan menjaga kualitas air tetap bersih di lingkungannya. Salah satu caranya adalah dengan memasak air sebelum dikonsumsi agar dapat menghilangkan kuman yang mungkin terdapat di dalam air.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengambil tema “Pemahaman dan Pengujian Kualitas Air di Daerah Rawamangun: Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Penggunaan Air Bersih”. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 12 sampai 22 Juni 2024 dan merupakan kolaborasi dari Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) cabang DKI Jakarta dengan beberapa institusi pendidikan yaitu FKUI, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (FMIPA UNJ), Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (FK Usakti), dan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ), serta mendapat dukungan dari PAM Jaya, Eco-Sains, dan Indonesian Hydration Working Group (IHWG).
“Sejak tanggal 12 Juni 2024 kami mulai melakukan penelitian dan pengujian kualitas air di empat RW yang ada di daerah Kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur. Dalam program sebelumnya tahun 2018 yang sudah dilakukan oleh FMIPA UNJ, ditemukan adanya cemaran E. coli pada sumber air di daerah tersebut. Sehingga perlu dilakukan analisa dan edukasi lebih lanjut, untuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku warga terhadap bahaya cemaran E. coli yang tinggi,” terang Ketua Permi DKI Jakarta, Prof. Dr. dr. Yeva Rosana, MS, SpMK(K).
Hasil dan Tindak Lanjut
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengambilan sampel air dan analisa laboratorium di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNJ pada tanggal 12-21 Juni 2023, dan edukasi kepada masyarakat pada tanggal 22 Juni 2024 dengan menghadirkan narasumber yaitu Dr. Dalia Sukmawati, M.Si dari FMIPA UNJ, Dr. Dra. Conny Riana Tjampakasari, MS, DMM (FKUI), dan Drs. Iman Santoso, M.Phil dari FMIPA UI.
Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB dalam sambutannya mengatakan bahwa permasalahan air bersih merupakan salah satu permasalahan utama kota-kota besar seperti Jakarta. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat dalam bentuk penelitian yang telah dilakukan, dan kemudian diikuti dengan edukasi kepada masyarakat, sangatlah tepat.
“Saya rasa tepat sekali pengabdian masyarakat yang dilakukan ini, mengenai edukasi air bersih. Edukasi ini didasari dari proses penelitian sehingga apa yang disampaikan adalah berdasarkan evidence atau bukti yang ditemukan di tengah masyarakat,” tuturnya.
Dekan FKUI juga menyoroti ada beberapa tempat di Jakarta yang sudah ada rembesan air laut sehingga kualitas air bersihnya terganggu. Selain itu, masih banyak juga masyarakat yang membuang sampah dan kotoran ke sungai, yang mana sebagian dari sungai tersebut menjadi air resapan yang digunakan sebagai sumber air bersih.
“Oleh karena itu, tepatlah hari ini para peneliti menyampaikan paparan dan mengedukasi masyarakat sehingga ke depan, kita sebagai masyarakat peduli atas permasalahan air bersih ini. Kita tahu bahwa air yang kita konsumsi maupun yang kita gunakan apabila tercemar tentu akan membawa dampak pada kesehatan, pada akhirnya kondisi kesehatan yang terganggu akan menyebabkan kualitas hidup dan produktivitas menjadi menurun,” lanjut Prof. Ari Fahrial Syam.
Sumber: fk.ui.ac.id